Mimisan atau keluarnya darah melalui hidung sering terjadi pada anak kecil khususnya. Banyak yang berpikiran bahwa mimisan terjadi disebabka kecapekan atau kena panas terlalu lama. Padahal pada prinsipnya adalah pembuluh darah ringkih, mudah pecah. Kenapa? Karena defisiensi (kekurangan) vitamin kronis menjadi peneyebab tersering. Mengkonsumsi vitamin C dosis tinggi setiap hari tapi masih kacau dengan pola makan sehat sama sekali tidak berguna.
Vitamin C adalah zat yang mudah larutdalam air dan terbuang melalui air seni tanpa kemampuan tubuh menyerapnya dengan baik, akibat pola makan yang tidak menunjang atau gaya hidup amburadul.
Penelitian sudah lama membuktikan bahwa para perokok mempunyai kadar vitamin C yang sangat rendah. Sekali lagi, suplementasi tidak akan membantu selama gaya hidup tidak berubah. Tubuh manusia tidak bisa ‘disogok’ atau ‘disuap’. Itu indahnya! Anak dan remaja adalah golongan populasi yang rendah gizi, selain balita dan ibu hamil/menyusui. Mengapa? Mereka sudah tidak lagi bisa diatur makannya.mereka punya pilihan makanan sendiri. Sudah merasa pandai janjan., mengikuti selera kelompok dan jarang mnyentuh buah dan sayur segar.
Sebagai orang tua, mendampingi remaja adalah tugas terbesar. Mereka tidak dapat dipetuahi atau dijejali dengan aturan karena akhirnya kecenderungan melawan akan semakin besar. Yang mereka butuhkan adalah contoh, pemahaman (bukan pemaksaan) dan pendidikan kesadaran. Bahwa sesuatu layak dilakukan bukan lagi karena perintah atau aturan atau takut dihulkum, tapi karena “saya paham” dan “sadar”.
Hal ini tentu kanya bisa terjadi bila anak kita mempunyai dasar pemahaman. Bahwa manusia makan bukan hanya supaya kenyang atau karena lidahnya doyan. Tapi apapun yang masuk mulut kita akan diolah tubuh dan bila memang berguna serta dibutuhkan maka tubuh tetap terpelihara sehat, berusia panjang, menghasilkan keturunan yang sehat pula.
Namun bila makanan itu hanya berguna untuk lidah (karena enak) tapi tidak dibutuhkan tubuh (atau bahkan membahayakan tubuh) maka penyakit berada di ambang pintu. Perkara suatu makanan enak atau tidak, itu hanya faktor pembiasaan dn ketagihan (otak menghasilkan neutransmiter ‘dopamin’, yang selalu merongrong kita untuk mengulangi kebiasaan yang ‘enak’).
Nah, permainannya sekarang tinggal balance, bukan? Saya sakit akibat daya tahan menurun karena makan apa yang lidah saya doyan, bukan yang dibutuhkan tubuh saya.
0 komentar:
Posting Komentar